Selasa, 17 September 2013
Hari
itu cuaca cerah sedang menyemangati kami untuk siap – siap berangkat ke tanah
Papua, tepatnya di kabupaten Pegunungan
Bintang. Pukul 17.26 WIB peserta SM-3T berangkat dari LANAL Malang menuju
Bandara Juanda Surabaya. Sekitar jam 1 1.00 WIB kami berangkat naik pesawat Lion Air
dan transit ke Bandara Sultan Hasanuddin jam 12.14 WIB, sekarang sudah hari
Rabu tanggal 18 September 2013. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke bandara Biak
kemudian lanjut ke Bandara Sentani. Di kota Sentani kami menginap, kami dibagi
menjadi dua kloter untuk berangkat ke Kab Pegunungan Bintang. Saya masuk ke
dalam kloter pertama. Kamis 19 September 2013 jam 05.45 WIT saya dan 18 teman
kloter pertama menuju bandara Sentani untuk pemberangkatan ke bandara Oksibil.
Kami naik pesawat Trigana Air yang berkapasitas sekitar 25 Orang.
Sepanjang
perjalanan ke kota Oksibil saya tidak melihat rumah – rumah dibawah, yang
terlihat hanyalah hutan belantara yang luas dan sesekali ada sungai. Dalam hati
saya bertanya – tanya tempat seperti apa yang akan saya injak setelah ini.
Sekitar 30 menit kemudian ada pemukiman rumah yang hanya tampak beberapa saja
dan tentunya dikelilingi oleh hutan belantara. Saya dan teman – teman saling
bertukar pandang menikmati pemandangan pemukiman yang hanya tampak kecil dari
dalam pesawat.
Kota
Oksibil,,,,begitulah orang – orang menyebutnya,,,,dari dalam pesawat, rumah –
rumah penduduk lumayan banyak dibandingkan pemukiman pertama yang dilihat tadi.
Sampai di Bandara Oksibil suasananya berbeda dengan bandara – bandara lainnya.
Disini keamanan tidak begitu ketat. Banyak sapi yang digembalakan di pinggir
lintasan pesawat. Orang – orang yang datang dan menjemput pun campur jadi satu.
Kami
dijemput oleh Kepala Dinas Pendidikan beserta stafnya hari itu. Senang rasanya
sudah sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Saya dan teman – teman langsung
foto – foto layaknya wisatawan yang baru datang ke tempat wisata. Barang –
barang kami diangkut oleh angkutan menuju penginapan, sedangkan saya dan teman
– teman jalan kaki menuju penginapan. Jarak antara Bandara dan Penginapan
lumayan dekat, sekitar 200 meter. Penginapan tempat kami menginap merupakan
penginapan yang paling bagus di kota ini, satu malamnya sekitar lima ratus
ribu.
Kami tinggal selama
lima hari di penginapan ini, ini dikarenakan jadwal pesawat yang menuju distrik
tidak tentu, tergantung cuaca dan penumpang. Pesawat yang menuju distrik
termasuk jenis pesawat kecil seperti AMA. Selama empat hari di Oksibil kami
berkeliling sekitar daerah penginapan. Melihat – lihat pemandangan kota
Oksibil. Harga barang – barang disini mahal – mahal. Candaan kami pun berubah ke harga barang - barang. kalo dijawa kami biasanya traktir bakso, disini mah seharga bakso jawa baru bisa dibelikan air mineralnya saja. belum baksonya. Ampun dah,,,
Pada hari ke tiga di umumkan penempatan peserta di distrik – distrik. Saya di tempatkan di distrik paling dekat kota, yaitu distrik Okaom. Distrik Okaom mendapat 4 orang guru SM-3T, termasuk saya di dalamnya. SK mengajar pun dibagi, dan saya mendapatkan tempat mengajar di SD Inpres Bulangkop. Bingung juga mendapatkan Sk di SD karena tidak sesuai dengan jurusan yang saya ambil, sendiri pula Sk di SD tersebut. Tiga teman lainnya mendapat SK mengajar di SMP satap Bulangkop. ya Jalani saja,,,toh kita disini berbagi ilmu dengan siswa - siswa nantinya. pasti seru :)
Pada hari ke tiga di umumkan penempatan peserta di distrik – distrik. Saya di tempatkan di distrik paling dekat kota, yaitu distrik Okaom. Distrik Okaom mendapat 4 orang guru SM-3T, termasuk saya di dalamnya. SK mengajar pun dibagi, dan saya mendapatkan tempat mengajar di SD Inpres Bulangkop. Bingung juga mendapatkan Sk di SD karena tidak sesuai dengan jurusan yang saya ambil, sendiri pula Sk di SD tersebut. Tiga teman lainnya mendapat SK mengajar di SMP satap Bulangkop. ya Jalani saja,,,toh kita disini berbagi ilmu dengan siswa - siswa nantinya. pasti seru :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar