Minggu, 07 Desember 2014

Air Terjun “OK”


Hm…sekarang hari Minggu ya…
Saya jadi teringat masa- masa selama menjadi guru SM-3T di Bulangkop distrik Okaom kabupaten Pegunungan Bintang Papua, waktu itu tanggal 24 November 2013, saya jalan – jalan ke air terjun yang berada di distrik Okaom .

~******~

Ke sungai Digul sudah, hari ini saya ingin ke Air Terjun dekat Kampung Limarum. Air terjun ini kelihatan dari jalan menuju Limarum. Ketika saya tanya anak-anak SD yang rumahnya di Limarum beberapa hari yang lalu tentang air terjun ini mereka bilang letaknya sangat jauh, “Ibu desy tidak mungkin bisa kesana”, celoteh salah satu siswa waktu itu. Hohoho tapi saya tetap ingin kesana. Jiwa petualangan ini terus – terusan mendorong saya untuk ingin pergi kesana. Saya mengajak teman – teman lainnya, tapi diantara mereka tidak ada yang mau. Mungkin masih kapok dengan perjalanan ke Sungai Digul kemarin.
   Saya pun sendirian berangkat ke kampung Limarum, tapi syukur Alhamdulillah, ditengah jalan saya ketemu Mabel, siswa SD kelas VI yang sering kerumah. Saya pun mengajaknya untuk menemani saya ke Air Terjun. Mudah sekali mengajak anak ini untuk ikut saya. Saya pun berdua dengan Mabel ke kampung Limarum. Tiba di kampung Limarum, saya bertemu warga dan anak – anak SD lainnya. Saya mengutarakan keinginan saya ke mereka. Hahaha mereka mau ikut, bahkan ada mama yang bilang ke anaknya,”cepat antar Ibu Guru ke air terjun, temani dia”.  Hehe awalnya saya bingung ini Mama bilang apa ke anaknya, karena Si Mama menggunakan bahasa daerah, yaitu bahasa Ngalum. Tapi Mabel cekatan dan memberi tahu saya arti dari perkataan Mama tadi. Saya jadi tersipu dan senang mendengarnya.
Ada sepuluh anak lebih yang mengantar saya ke air Terjun. Saya hanya tahu nama beberapa anak saja. Belum hafal semua. Jalan yang ditempuh mendaki dan terjal. Kami menyusuri jalan sungai yang penuh bebatuan. Sesekali kami juga lewat jalan ditepi sungai karena kondisi sungai yang curam. Kami juga menyeberangi sungai menggunakan jembatan pohon yang sengaja di tebang oleh masyarakat.

Perjalanan ke air tejun ini memakan waktu kurang lebih satu setengah jam. Sampai di sana saya sangat kagum pada ciptaan – Nya. Bagaimana tidak, di tempat yang jauh dan terpencil ini ternyata banyak menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa. Saya pun langsung  berfoto – foto dengan anak – anak. Setelah itu mereka langsung mandi – mandi disana. Canda tawa yang terlempar dari raut wajah mereka menggugah saya untuk ikut mandi, kebetulan dirumah air tinggal sedikit, hanya bisa buat masak saja. Beberapa hari ini tidak hujan. Kami bergantung pada air hujan, jadi kami kekurangan air.

Segar rasanya tubuh ini mandi di air sungai yang jernih dan dingin. Kami juga makan – makan snack yang saya bawa dari rumah. Cara makan anak - anak ini sangat unik bagi saya. Semua yang mereka lakukan terlihat unik dan bisa membuat saya tersenyum. Lama – lama dingin juga disini, saya dan anak – anak akhirnya pulang ke rumah. Ada beberapa siswa yang mengantarkan saya sampai rumah. Padahal pulang sendiri pun saya bisa. Inilah bedanya siswa disini dan di Jawa. Siswa disini senang sekali jika mengantar Gurunya ke rumah, apalagi kalau disuruh bawa sayur, boneng (ubi) dan kayu. Mereka semangat sekali membawakan itu semua ke rumah kami. Kondisi dan Situasi yang seperti ini yang akan saya rindukan ketika kembali ke Jawa. hiks hiks :(



#SM3T #PegununganBintang #Papua







Tidak ada komentar:

Posting Komentar