Kamis, 30 Oktober 2014

SM3T Papua -> Pindah Rumah yuuk,,, ^_^


Kamis, 26 September 2013

Hari ini setelah mengajar siswa Kelas 4 matematika, kelas 5 IPA, kelas 6 IPA. Pulang sekolah ternyata teman yang bertugas di SMP bilang kita pindah ke aula sekolah. Rumah dinas yang kita tempati masih belum selesai total. Kamar mandinya masih mau dibuatkan. ya lumayan hanya semalam tidur dirumah ini. karena semalam saja sudah membuat kami pusing. karena memang pada dasarnya rumah dinas ini belum selesai. bahkan belum serah terima dari kontraktornya. 
Lucu juga kalau ingat hal - hal yang kami lakukan semalam. dari memasak sampai buang air kecil. Ckckckck
Akhirnya kami pindah rumah dari rumah dinas ke aula sekolah. Siswa kerja bakti membuat kamar dan mengambil air untuk kami.di Aula sekolah ini pun juga tidak ada kamar mandi sebenarnya. namun di belakang SD ada kamar mandi yang masih kotor karena terlalu sering dipakai. bahkan saking seringnya tumpukan buangan manusia (red: tinja) menumpuk disana. OMG,,,,teman seperjuangan saya kena Zonk membuka kamar mandi tersebut. :( heran juga,,,kenapa orang - orang sini tidak menyiramnya. Hmmmm..
Aula sekolah yang kami tempati luas, gedung ini baru dibuat juga. Di aula ini di buat 2 bilik kamar. Sedangkan dapurnya di buat di depan aula sekolah. Dapurnya dibuat dari tumpukan – tumbukan batu. Siswa pun ada yang memberikan kami kayu bakar, boneng  dan sayur mayur.
Seperti di rumah dinas, di aula kami tidur beralaskan triplek. Dingin pun mulai terasa begitu matahari senja mulai terbenam. Kabut yang bisa masuk ke aula sekolah menambah rasa kedinginan kami.
Tak ketinggalan pula keluarga babi selalu menemani kami. Ibu babi beserta anak - anaknya berkeliaran disekitar aula sekolah  mencari makanan.Suara babi yang khas selalu menjadi nyanyian alam bagi kami.

Berkumpul dengan teman seperjuangan di tempat tugas. Inilah rumah baru kami, Home Sweet Home. Aula sekolah tercinta :).

SM3T Papua -> Perkenalkan, Kami guru SM-3T



Rabu, 25 september 2013

Sinar mentari mulai bersinar, hari pertama masuk sekolah sudah menunggu. Saya berangkat ke SD Inpres Bulangkop, distrik Okaom kabupaten pegunungan Bintang provinsi Papua sendiri. Ketika ke kantor guru suasana masih sepi. Hanya ada kepala sekolah dan 1 guru. Bapak kepala sekolah menjelaskan keadaaan guru yang ada di SD ini. Guru – guru jarang masuk ke sekolah, bahkan ada guru yang masih ada di Jayapura kepentingan pribadi. Padahal sudah hari aktif masuk sekolah.
Hari pertama bertugas di sekolah ini saya sengaja menggabungkan kelas IV, V, dan VI menjadi satu kelas saja, tentunya dengan Ijin Kepala Sekolah. Jumlah siswa SD ini juga tidak terlalu banyak. Kelas IV, V, dan VI berturut - turut hanya berjumlah 5, 8, dan 9 siswa saja. Mengawali pertemuan dengan mereka di SD inpres Bulangkop ini, saya memperkenalkan diri bahwa saya sebagai guru SM3T selama satu tahun ke depan saya akan mengajar di SD ini. Seperti orang baru lainnya, saya masih banyak bertanya pada guru dan siswa tentang lingkungan di sekitar sini.
 
Hari pertama ini, sudah ada Siswa yang ingin tahu tentang diri saya. Mereka dengan malu - malu mendekati dan bertanya tentang identitas saya. Mulai dari nama, alamat, usia, bahkan status nikah dan pacar. Hahai...anak SD ini ada - ada saja pertanyaannya. Saya pun balik tanya tentang kondisi dan belajar siswa, selama ini ternyata siswa tidak pernah mendapatkan pelajaran dari guru. Mereka hanya datang ke sekolah untuk bermain, kadang disuruh bekerja entah itu kerja bakti dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sedih rasanya mendengar cerita siswa yang berkata guru disini jarang masuk dan jarang pula mengajar.
Lama bercuap - cuap di kelas, waktu istirahat saya ajak mereka ke perpustakaan untuk membaca- baca. Mereka masih merasa takut dengan saya. Saya melihat ada yang sudah bisa membaca, namun ada juga yang masih belum bisa. Perpustakaan selama ini ternyata hanya jadi tempat menyimpan buku. Guru tidak memperbolehkan siswa untuk membaca – baca dengan alasan nanti buku – bukunya berantakan. Buku – buku di SD ini lumayan lengkap. Ada Buku paket, Buku cerita, Ensiklopedia dan Pengetahuan Umum. Kondisi bukunya masih banyak yang bagus. Bahkan ada yang masih terbungkus plastik.
Lama di perpustakaan, sekitar jam setengah sebelas WIT saya kemudian pergi ke ruang Guru, namun guru yang ada di kantor ternyata sudah tidak ada. Hehe...Bukan diculik tentunya, mereka pulang terlebih dahulu kerumah masing - masing. Padahal Saya lihat jadwal pelajaran waktu pulang SD jam 12. 35 WIT. Satu jam mata pelajarannya tertulis 45 menit. Mengikuti waktu SMP. Kalau dipikir - pikir ini hari pertama saya masuk ke Sekolah ini, belum mengerti jelas apa saja yang harus saya kerjakan. Tetapi sudah ditinggal pulang oleh semua Guru. Kasihan banget saya ini...hiks hiks...
Hari ini hanya di isi dengan acara perkenalan, bermain dan berbagi cerita saja. Jam sudah menunjukkan pukul 12.30 WIT, waktunya siswa di pulangkan. Sampai bertemu besok murid – muridq… :)

Minggu, 05 Oktober 2014

SM3T Papua -> Bulangkop Tercinta



Selasa, 24 September 2013

Pukul 07.00 WIT kami berempat di dampingi pengawas berangkat ke kampung Bulangkop distrik Okaom naik angkutan Strada (orang – orang disini menyebutnya TAXI). Perjalanan kami di temani oleh kabut yang tebal. Dalam perjalan kami melewati jembatan – jembatan kayu yang sudah lapuk. Ngeri rasanya melewati jembatan itu menggunakan taxi. Perjalanan menuju ke Bulangkop berlangsung sekitar 30 menit. Kami berhenti di jembatan yang sudah longsor dan tentunya tidak bisa dilewati oleh Taxi. Siswa pun datang menjemput kami.
  Bertemu dengan siswa SMP di tanah Papua rasanya “sesuatu”. Tertegun rasanya melihat seorang siswa berpakaian seragam putih biru yang wajahnya sudah tidak seperti anak – anak lagi langsung menyambut kami. Senang rasanya bertemu dengan mereka. Dalam hati saya bertekad untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan mereka. Belajar memang tidak mengenal usia, yang penting ada kemauan pasti ada jalan.
Berjalan kaki menuju kampung Bulangkop dari Jembatan yang longsor memakan waktu sekitar 30 menit juga. Barang – barang kami dibawa oleh siswa. Kami hanya membawa tas ransel saja.  Jam 10.00 WIT dilakukan serah terima dari pengawas ke kepala sekolah SD dan SMP. Jam 11. 00 WIT siswa ditugaskan kerja bakti membuat MCK di rumah yang akan kita tempati. Rumah ini belum  selesai dibuat, di dalamnya masih berantakan dengan barang – barang tukang. Siswa putri membersihkan dalam rumah.  Jarak rumah 

dinas dengan sekolah sekitar 50 meter. Posisi rumahnya seperti mau longsor. Takut juga menempati rumah ini. Tetangga jauh, tidak ada lampu, air juga tidak ada. Hari yang benar – benar susah. Sore hari kami mencari air untuk memasak. Kami jalan kaki mencari air, dalam perjalanan kami bertemu dengan guru SMP dan diberitahu dimana air bisa didapatkan. Kami dibuatkan tempat memasak sementara dari batu. Kayu di ambil dari kayu sisa bangunan di bawah rumah. Hari pertama menyalakan kayu bakar susah rasanya. Kami membutuhkan kertas dan plastik yang banyak. Menu makan malam hari pertama yaitu nasi dan mie instan. Kami juga membuat teh untuk menghangatkan diri ditemani seberkas cahaya lilin malam itu. Sangat bersyukur rasanya lahir dan tinggal di Jawa. Di tempat ini bisa menjadi tempat renungan bagi saya khususnya. Apa yang sudah saya miliki sudah sepatutnya saya syukuri.



SM3T Papua -> Pemberangkatan ke Tempat Tugas dan di Oksibil



Selasa, 17 September 2013

Hari itu cuaca cerah sedang menyemangati kami untuk siap – siap berangkat ke tanah Papua, tepatnya di kabupaten  Pegunungan Bintang. Pukul 17.26 WIB peserta SM-3T berangkat dari LANAL Malang menuju Bandara Juanda Surabaya. Sekitar jam 1  1.00 WIB kami berangkat naik pesawat Lion Air dan transit ke Bandara Sultan Hasanuddin jam 12.14 WIB, sekarang sudah hari Rabu tanggal 18 September 2013. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke bandara Biak kemudian lanjut ke Bandara Sentani. Di kota Sentani kami menginap, kami dibagi menjadi dua kloter untuk berangkat ke Kab Pegunungan Bintang. Saya masuk ke dalam kloter pertama. Kamis 19 September 2013 jam 05.45 WIT saya dan 18 teman kloter pertama menuju bandara Sentani untuk pemberangkatan ke bandara Oksibil. Kami naik pesawat Trigana Air yang berkapasitas sekitar 25 Orang.
 Sepanjang perjalanan ke kota Oksibil saya tidak melihat rumah – rumah dibawah, yang terlihat hanyalah hutan belantara yang luas dan sesekali ada sungai. Dalam hati saya bertanya – tanya tempat seperti apa yang akan saya injak setelah ini. Sekitar 30 menit kemudian ada pemukiman rumah yang hanya tampak beberapa saja dan tentunya dikelilingi oleh hutan belantara. Saya dan teman – teman saling bertukar pandang menikmati pemandangan pemukiman yang hanya tampak kecil dari dalam pesawat.
Kota Oksibil,,,,begitulah orang – orang menyebutnya,,,,dari dalam pesawat, rumah – rumah penduduk lumayan banyak dibandingkan pemukiman pertama yang dilihat tadi. Sampai di Bandara Oksibil suasananya berbeda dengan bandara – bandara lainnya. Disini keamanan tidak begitu ketat. Banyak sapi yang digembalakan di pinggir lintasan pesawat. Orang – orang yang datang dan menjemput pun campur jadi satu.
Kami dijemput oleh Kepala Dinas Pendidikan beserta stafnya hari itu. Senang rasanya sudah sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Saya dan teman – teman langsung foto – foto layaknya wisatawan yang baru datang ke tempat wisata. Barang – barang kami diangkut oleh angkutan menuju penginapan, sedangkan saya dan teman – teman jalan kaki menuju penginapan. Jarak antara Bandara dan Penginapan lumayan dekat, sekitar 200 meter. Penginapan tempat kami menginap merupakan penginapan yang paling bagus di kota ini, satu malamnya sekitar lima ratus ribu.
Kami tinggal selama lima hari di penginapan ini, ini dikarenakan jadwal pesawat yang menuju distrik tidak tentu, tergantung cuaca dan penumpang. Pesawat yang menuju distrik termasuk jenis pesawat kecil seperti AMA. Selama empat hari di Oksibil kami berkeliling sekitar daerah penginapan. Melihat – lihat pemandangan kota Oksibil. Harga barang – barang disini mahal – mahal. Candaan kami pun berubah ke harga barang - barang. kalo dijawa kami biasanya traktir bakso, disini mah seharga bakso jawa baru bisa dibelikan air mineralnya saja. belum baksonya. Ampun dah,,,
Pada hari ke tiga di umumkan penempatan peserta di distrik – distrik. Saya di tempatkan di distrik paling dekat kota, yaitu distrik Okaom. Distrik Okaom mendapat 4 orang guru SM-3T, termasuk saya di dalamnya. SK mengajar pun dibagi, dan saya mendapatkan tempat mengajar di SD Inpres Bulangkop. Bingung juga mendapatkan Sk di SD karena tidak sesuai dengan jurusan yang saya ambil, sendiri pula Sk di SD tersebut. Tiga teman lainnya mendapat SK mengajar di SMP satap Bulangkop. ya Jalani saja,,,toh kita disini berbagi ilmu dengan siswa - siswa nantinya. pasti seru :)

SM3T Papua -> Memory of Bulangkop Pegunungan Bintang Papua #SM-3T

Kenang - kenangan selama mengikuti program Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T).

Perjalanan kegiatan dan aktivitasq  bersama siswa dan masyarakat kampung Bulangkop distrik Okaom kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua
Hanya satu tahun saja,,,,
Suka duka di tanah Papua,,,